Nana Nuryana, selaku Kepala Desa Citali, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang mewujudkan cita-cita kaum perempuan di desanya untuk melanjutkan sistem layanan informasi bagi kesehatan ibu hamil, menyusui dan anak.
“Bahwa prinsipnya adanya dukungan dana dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Desa (APBDesa) tahun 2016, merupakan aspirasi dari kaum perempuan agar bisa mendapatkan informasi terkait kesehatan melalui saluran komunikasi berbasis seluler di desanya, aspirasi inilah yang kemudian masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDES) tahun 2015-2021 mendatang” tukasnya, di sela-sela pertemuan bersama para pengelola sistem layanan informasi kesehatan bernama Bunda TexTalk Citali ( 3/8/2016).
Setidaknya perjuangan kaum perempuan di Desa Citali membuahkan hasil, meski sempat tertunda selama 8 bulan dalam memberikan layanan informasi sejak Desember 2015. “Akan tetapi kini dengan adanya dukungan kurang lebih Rp. 6 juta rupiah dari APBDES, setidaknya memberikan harapan agar layanan informasi bisa beroperasi kembali dan dapat dirasakan bagi para kaum ibu hamil, menyusui dan juga para suaminya,” tutur Lina, salah satu anggota pengelola sistem layanan Bunda TexTalk.
Bunda TexTalk merupakan sistem perangkat lunak berbasis SMS gateway yang memberikan layanan informasi kesehatan ibu dan anak melalui telepon seluler. Di akhir 2015, layanan informasi ini telah menjangkau 160 ibu hamil dengan berbagai variasi usia kehamilan sekaligus 160 para suaminya. Konsep pendekatan program Bunda TexTalk lebih menekankan pada pemberdayaan masyarakat berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis seluler.
Komponen dukungan dan kegiatan yang difasilitasi Perkumpulan Inisiatif, di antaranya berupa dukungan perangkat keras (PC Komputer, Modem), perangkat lunak (SMS Gateway) serta peningkatan kapasitas bagi pengelola yang sebagian besar adalah kaum perempuan. Pengelolaan di tingkat desa, merupakan bentuk kolaborasi antara bidan desa dan kader kesehatan yang melakukan kegiatan pendataan awal, pengoperasian komputer, pembuatan pesan singkat yang dikemas dalam bahasa keseharian mereka, pengaturan waktu pengiriman pesan sampai tindak lanjut penanganan keluhan dan kunjungan rumah. Sedangkan, bidan desa membuka konsultasi dua arah yang ditujukan bagi ibu hamil dan juga para suaminya, untuk menjawab beberapa pertanyaan, keluhan dan nasihat.
Dengan kata lain, semua pengoperasian Bunda TexTalk sepenuhnya berada di tangan pengelola, sehingga tidak diatur terpusat, entah itu puskesmas ataupun Dinas Kesehatan, melainkan dikelola secara mandiri oleh para pengelola untuk para perempuan di desanya.
Dari praktik yang berjalan, terdapat peningkatan pengetahuan para ibu hamil dan suaminya, dan peningkatan keterampilan dan mendorong melek teknologi bagi para pengelola Bunda TexTalk. Oleh karenanya, para perempuan mendorong adanya keberlanjutan layanan informasi tersebut, dan disambut baik oleh pemerintahan desa yang baru saja menjabat 10 bulan sejak dilantik sebagai Kepala Desa Citali di akhir tahun 2015.
Pada penutupan pertemuan, Nana Nuryana berharap Bunda TexTalk sebagai permulaan praktik pemberdayaan masyarakat berbasis teknologi informasi, ke depannya tidak hanya menjangkau para ibu hamil saja, melainkan dapat menjangku para RT/RW dan tokoh-tokoh desa terkait informasi tentang desa. “Dan ke depan diharapkan dapat menjadi sistem integral dengan sistem informasi desa (SID), yang dapat pula didorong untuk mempromosikan potensi dan pembangunan desa” tuturnya.
Dalam waktu dekat, Pengelola Bunda TexTalk Desa Citali pun berencana untuk mengembangkan konten pesan singkat yang diperuntukkan bagi kaum remaja putri tentang kesehatan reproduksi, dan juga mengagendakan untuk memperkenalkan praktik-praktik Bunda TexTalk di desa tetangganya.