;!–:id–>Dari riset yang telah dilakukan Perkumpulan Inisiatif bersama peserta Sekolah Politik Anggaran (SEPOLA) di empat daerah, diketahui bahwa sebenarnya negara mempunyai banyak potensi di wilayah kehutanan dan perkebunan yang belum termanfaatkan dengan maksimal. Padahal kalau potensi tersebut mampu dimaksimalkan maka hal tersebut akan memberikan kontribusi yang lebih besar dari yang terjadi sekarang. Begitu ungkap Donny Setiawan, Sekretaris Jenderal Perkumpulan Inisiatif dalam sesi pembukaan Lokakarya Konsolidasi Nasional Monitoring Penerimaan Negara Sektor Perkebunan dan Perhutanan di Indonesia.
Lokakarya sehari yang diselenggarakan di Bandung tersebut, dihadiri oleh unsur masyarakat sipil yang diwakili oleh kelompok masyarakat sipil yang juga merupakan peserta SEPOLA dan perwakilan birokrasi dari empat provinsi tempat SEPOLA di selenggarakan.
Selama satu hari penuh, seluruh peserta akan berdiskusi mengenai model dinamis penyelenggaraan SEPOLA yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Inisiatif, lalu temuan-temuan investigasi mengenai potensi penerimaan di sector perkebunan, perhutanan serta potensi kebocoran anggaran, diskusi kelompok tematik berdasarkan hasil temuan persektor, pengembangan model system informasi monitoring penerimaan negara dan ditutup dengan sesi rencana tindak lanjut.
Mengenai model dinamis penyelenggaraan SEPOLA, Dalam sesi pembukaan, Donny Setiawan menyatakan bahwa penyelenggaraan SEPOLA ini merupakan pengembangangan lebih lanjut dari upaya peningkatan kapasitas masyarakat sipil yang mulai dilakukan sejak tahun 2007 lalu. Namund di tahun 2007, namanya bukan SEPOLA namun disebut dengan Kursus Politik Anggaran (KURPOLA). Setelah beberapa kali penyelenggaraan KURPOLA, ternyata kebutuhan materi pembelajaran bertambah, karena untuk mempelajari anggaran dibutuhkan banyak kemampuan dan pengetahuan yang harus dikuasai oleh peserta. Banyaknya materi yang harus dipelajari oleh peserta ini mendorong, Perkumpulan Inisiatif membuat wadah peningkatan kapasitas yang lebih besar dari sebuah kursus. Wadah dengan bentuk sekolah dianggap lebih memadai daripada kursus.
Selain itu, beberapa dinamika mendasar yang terjadi dari Kursus ke Sekolah adalah mengenai tema pokok yang dipelajari. Jika selama ini peserta lebih banyak mempelajari anggaran dari sisi belanja, maka pada terbaru ini peserta akan banyak mempelajari sisi penerimaan atau pendapatannya. “ Mempelajari sisi pendapatan/penerimaan dari anggaran pemerintah adalah sama pentingnya dengan mempelajari sisi belanjanya, karena keduanya akan berpengaruh terhadap kemampuan pemerintah dalam memberikan pelayanan yang lebih baik” begitu ungkap Donny dalam sesi sambutannya.
Selanjutnya, Donny menyampaikan bahwa lokakarya konsolidasi ini menjadi teramat penting posisinya, karena diharapkan dalam lokakarya ini akan terjadi diskusi dua arah antara pihak masyarakat sipil dengan pemerintah. Dari diskusi dua arah ini harapannya dihasilkan beberapa agenda bersama yang bisa berkontribusi terhadap perbaikan penerimaan negara dari sector perkebunan dan perhutanan di Indonesia. “ dengan adanya agenda bersama maka diharapkan kedepan akan ada kolaborasi yang lebih dalam dan lebih luas untuk memperbaiki tata kelola penerimaan negara di sector kehutanan dan perkebunan” begitu ungkap Donny di akhir sesi sambutannya.