“Setelah dihantam Pandemi COVID-19 dua tahun kemarin, saatnya para pelaku ekonomi kreatif Kota Bandung untuk bangkit, Menyusun strategi ulang yang lebih jitu. Beberapa modal utama untuk membangun dan melaksanakan strategi pemulihan usaha ditengah pandemi adalah peningkatan silaturahmi, jejaring, pertukaran pengetahuan dan peningkatan kapasitas para actor” begitu ungkap Sapei Rusin, ketua Dewan Pimpinan Perkumpulan Inisiatif dalam sesi pembukaan seminar dan lokakarya Komunitas Tiga Kampung Kreatif Kota Bandung, hari selasa tanggal 23 Juni 2002 bertempat di Hotel Ibis Kota Bandung.
Selain itu, Dadan Ramdan, selaku ketua pelaksana acara semiloka tersebut menyampaikan bahwa kemampuan untuk Menyusun dan menjalankan strategi marketing merupakan dua kunci utama bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk mampu bangkit setelah dihantam pandemic dua tahun belakang ini. Berdasarkan hal tersebut, Dadan menyampaikan bahwa kegiatan semiloka ini terbagi ke dalam dua bagian besar. Pertama, berupa acara seminar hasil kajian tentang tantangan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Bandung yang merupakan hasil Kerjasama antara Perkumpulan Inisiatif dengan ITB dan ITC Twente dalam payung Program INECIS. Bagian kedua, acara dilaksanakan dalam bentuk coaching clinic dalam bidang penyusunan strategi pemasaran di era digital serta pengembangan konten video promosi produk menggunakan handphone.
Masih menurut Dadan, kegiatan semiloka ini menghadirkan peserta perwakilan dari tiga komunitas kreatif di Kota Bandung, yaitu dari kampung kreatif Dago Pojok, Kampung Kreatif Cigadung dan Komunitas Rajut Binong Jati dengan jumlah kurang lebih 25 orang.
Dalam sesi seminar, Adiwan Aritenang selalu perwakilan dari INECIS menyampaikan bahwa sudah banyak implementasi kebijakan ekonomi kreatif. Namun pengembangan lebih lanjut belum banyak.Selain itu, Kolaborasi penting untuk peningkatan usaha ekonomi kreatif. Dengan adanya kolaborasi yang kuat maka beberapa tantangan bisa dihadapi dengan maksimal. Selanjutnya, juga perlu kebijakan alternatif untuk sektor informal yang lebih spesifik . Kebijakan alternatif ini diharapkan dapat mendorong inovasi dan percepatan sector ekonomi kreatif berkembang lebih lanjut. Sementara itu, Dedi Kurniawan selaku perwakilan dari Dinas KUKM Kota Bandung menyatakan bahwa pemerintah Kota Bandung sangat konsen dengan upaya UKM untuk dapat merecovery dirinya pasca pandemi. Untuk mendukung ini, Dinas KUKM telah menjalankan beberapa program dan kegiatan seperti peningkatan kapasitas, pembukaan pasar, integrasi dengan blok rantai pasok.Kita punya Unit Recovery Center (URC) untuk membantu UKM menghadapi pandemic. Namun demikian, Dedi menyatakan bahwa kegiatan ini tentu saja belum bisa berjalan maksimal tanpa adanya kolaborasi dengan berbagai pihak yang salah satu diantaranya adalah kolaborasi dengan pihak NGO dan pelaku ekonomi kreatif itu sendiri. Begitu pungkas Dedi mengakhiri paparannya dalam sesi seminar tersebut.
“Setelah dihantam Pandemi COVID-19 dua tahun kemarin, saatnya para pelaku ekonomi kreatif Kota Bandung untuk bangkit, Menyusun strategi ulang yang lebih jitu. Beberapa modal utama untuk membangun dan melaksanakan strategi pemulihan usaha ditengah pandemi adalah peningkatan silaturahmi, jejaring, pertukaran pengetahuan dan peningkatan kapasitas para actor” begitu ungkap Sapei Rusin, ketua Dewan Pimpinan Perkumpulan Inisiatif dalam sesi pembukaan seminar dan lokakarya Komunitas Tiga Kampung Kreatif Kota Bandung, hari selasa tanggal 23 Juni 2002 bertempat di Hotel Ibis Kota Bandung.
Selain itu, Dadan Ramdan, selaku ketua pelaksana acara semiloka tersebut menyampaikan bahwa kemampuan untuk Menyusun dan menjalankan strategi marketing merupakan dua kunci utama bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk mampu bangkit setelah dihantam pandemic dua tahun belakang ini. Berdasarkan hal tersebut, Dadan menyampaikan bahwa kegiatan semiloka ini terbagi ke dalam dua bagian besar. Pertama, berupa acara seminar hasil kajian tentang tantangan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Bandung yang merupakan hasil Kerjasama antara Perkumpulan Inisiatif dengan ITB dan ITC Twente dalam payung Program INECIS. Bagian kedua, acara dilaksanakan dalam bentuk coaching clinic dalam bidang penyusunan strategi pemasaran di era digital serta pengembangan konten video promosi produk menggunakan handphone.
Masih menurut Dadan, kegiatan semiloka ini menghadirkan peserta perwakilan dari tiga komunitas kreatif di Kota Bandung, yaitu dari kampung kreatif Dago Pojok, Kampung Kreatif Cigadung dan Komunitas Rajut Binong Jati dengan jumlah kurang lebih 25 orang.
Dalam sesi seminar, Adiwan Aritenang selalu perwakilan dari INECIS menyampaikan bahwa sudah banyak implementasi kebijakan ekonomi kreatif. Namun pengembangan lebih lanjut belum banyak.Selain itu, Kolaborasi penting untuk peningkatan usaha ekonomi kreatif. Dengan adanya kolaborasi yang kuat maka beberapa tantangan bisa dihadapi dengan maksimal. Selanjutnya, juga perlu kebijakan alternatif untuk sektor informal yang lebih spesifik . Kebijakan alternatif ini diharapkan dapat mendorong inovasi dan percepatan sector ekonomi kreatif berkembang lebih lanjut. Sementara itu, Dedi Kurniawan selaku perwakilan dari Dinas KUKM Kota Bandung menyatakan bahwa pemerintah Kota Bandung sangat konsen dengan upaya UKM untuk dapat merecovery dirinya pasca pandemi. Untuk mendukung ini, Dinas KUKM telah menjalankan beberapa program dan kegiatan seperti peningkatan kapasitas, pembukaan pasar, integrasi dengan blok rantai pasok.Kita punya Unit Recovery Center (URC) untuk membantu UKM menghadapi pandemic. Namun demikian, Dedi menyatakan bahwa kegiatan ini tentu saja belum bisa berjalan maksimal tanpa adanya kolaborasi dengan berbagai pihak yang salah satu diantaranya adalah kolaborasi dengan pihak NGO dan pelaku ekonomi kreatif itu sendiri. Begitu pungkas Dedi mengakhiri paparannya dalam sesi seminar tersebut.