Ai, salah seorang kader Poskesdes Jatisura, dengan semangat menceritakan pengalaman mengelola Bunda TextTalk. Desa di Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka ini merupakan salah satu tempat inisiasi penggunaan teknologi sms (short massage service) untuk pelayanan informasi dan konsultasi pada ibu hamil dan anak.
Bersama 4 kader lainnya dan Bidan Desa Jatisura, mereka menjalankan Bunda TexTalk dengan berbagai tantangan yang muncul. Ai harus memboyong komputer Bunda TextTalk ke rumahnya, pada saat ruangan Bunda TextTalk yang ada di kantor desa sedang direnovasi. Modem internet untuk menunjang pengoperasian hilang di saat-saat pindahan. Dan yang dirasa paling kritis adalah saat pulsa menyusut dan komitmen Pemerintah Desa masih belum pasti.
Pada tahun 2016, Pemdes Jatisura menggelontorkan anggaran 3 juta untuk operasional Bunda TextTalk, yang diambil dari pos Alokasi Dana Desa (ADD). Pembelanjaan anggaran itu untuk pulsa, berlangganan internet dan biaya operasional kader. Pencairan terjadi menjelang akhir tahun. Tahun 2017, para kader juga masih menantikan dana operasional.
Akibat nyata minimnya pulsa adalah pengurangan frekuensi broadcasting ke ibu hamil dan pendampingnya. Para pengelola terpaksa mengurangi pelayanan informasi yang telah dirancang sebelumnya.
Menurut kader, anggaran yang ideal adalah pulsa (200.000 x 12 bulan = 2.400.000,-), langganan internet (600.000,-/tahun) dan biaya operasional kader (50.000 x 5 orang x 12 bulan = 3.000.000,-). Jadi satu tahun dibutuhkan anggaran setidaknya Rp.6.000.000,- untuk menjalankan Bunda TextTalk di Jatisura.
Namun dengan segala keterbatasan dan tantangan yang dihadapi, 5 kader Poskesdes ini masih giat mempromosikan penggunaan teknologi Bunda TextTalk ke khalayak yang lebih luas. Saat ditemui, mereka sudah bersiap untuk berpartisipasi dalam Festival Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di halaman Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka yang digelar 28-29 November 2017.