Sebagian besar masyarakat setidaknya pernah mendengar atau menggunakan salah satu fitur telepon seluler bernama pesan singkat atau short messages services (SMS). Saat ini barangkali kebanyakan masyarakat di kota-kota besar sedikit-demi sedikit meninggalkan fitur ini, akibat banyaknya fitur-fitur lain yang lebih canggih dan interaktif dalam pertukaran informasi. Akan tetapi, bagi sebagian masyarakat di perdesaan, perbatasan atau bahkan daerah terpencil, fitur SMS masih berfungsi sebagai sarana dan saluran pertukaran informasi dalam komunitasnya.
Pada hari Sabtu, 3 September 2016, Perkumpulan Inisiatif menggagas pertemuan berbagi pengalaman para pelaku media komunitas yang menggunakan teknologi sms. Temu obrol ini dihadiri pelaku penggerak media komunitas, yaitu Media Komunitas Angkringan (MK 160) – Bantul Yogyakarta dan Bunda TexTalk – Inisiatif. Keduanya konsisten dalam menerapkan teknologi berbasis seluler di komunitasnya dalam menjembatani proses komunikasi antar warga masyarakat perdesaan.
Pada kesempatan itu, Imron dan Amrun sebagai pencetus dan pemprakarsa MK 160 (media komunitas 160 karakter), menceritakan bahwa idenya berawal tahun 2000. MK 160 berkembang dari beragam media komunitas yang telah dibangun sebelumnya, mulai dari bulletin, radio komunitas, internet komunitas sampai pada akhirnya MK 160 hadir sebagai media yang masih tetap dipertahankan untuk mengantarkan informasi melalui pesan singkat antar masyarakat.
Imron menyatakan prinsip dasar MK 160 adalah mengedepankan basis data yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat itu sendiri. Artinya teknologi yang diterapkan bisa apa saja, sementara saluran untuk penyebaran informasi yang tepat salah satunya pesan singkat seluler, yang bisa secara langsung menjangkau masyarakat. Dengan kata lain, di MK 160 komunitas warga mampu menghimpun data, menyimpan, mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat bagi masyarakatnya, sesuai dengan kondisi sosial kemasyarakatan yang ada.
MK 160 kini telah menjangkau 6.000 jiwa penduduk Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, dari total penduduk sebanyak 20.000 jiwa. Informasi yang dipertukarkan berkaitan dengan kehidupan masyarakat desanya, mulai dari lowongan kerja, pengawasan pembangunan, berita duka, permohonan bantuan, iklan komersil bagi usaha masyarakat desa , dan masih banyak lagi.
Berbeda dengan Bunda TexTalk, salah satu saluran media yang juga dikelola oleh komunitas, namun dari sisi target hanya terbatas pada kaum ibu hamil menyusui dan para suaminya. Tujuan Bunda TexTalk (BTT) adalah mendorong kesadaran terkait kesehatan ibu selama mengandung sampai melahirkan. Sedangkan komunitas pengelolanya, sebagian besar adalah kader posyandu dan bidan desa, yang secara menerus membantu memformulasikan pesan singkat yang berbahasa lokal, yang sesuai dengan cara berinteraksi keseharian warga masyarakat desanya.
Kendati demikian, dalam perjalanannya kedua model media komunitas masih dihadapkan pada kendala dan permasalahan, salah satunya terkait beban tarif pulsa sms yang relatif mahal, dibandingkan dengan layanan koneksi internet. Imron menginformasikan sejak Juni 2012, Kominfo telah memberlakukan peraturan menteri terkait interkoneksi yang memaksa sebagian besar operator seluler mengubah kebijakan tarif mereka, terutama terkait dengan SMS gratis antar operator dan untuk broadcasting (pesan massal).
Temu obrol juga menghadirkan Dan Satriana (Ketua Komisi Informasi Jawa Barat) yang mengangkat isu perlindungan data personal. Dia mengingatkan jangan luput terkait pengamanan sejumlah nomor ponsel yang terdaftar. Jangan sampai di masa mendatang malah dapat merugikan para pengguna layanan MK 160 ataupun Bunda TexTalk.
Pembelajaran yang dapat dipetik dari diskusi ini, yaitu keberadaan media komunitas itu akan penting bilamana masyarakat itu sendiri sadar akan pentingnya informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan lebih mengenali kondisi masyarakatnya. Artinya, seperti disampaikan oleh Dr. Eni Maryani, Dosen Fakultas Komunikasi Universitas Padjajaran, “Ini bukan soal teknologi saja, karena teknologi tidak dapat menyentuh hal-hal humanis manusia, tetapi ini berbicara soal kedaulatan informasi yang setiap orang berhak mendapatkannya untuk meningkatkan kapasitas hidup mereka.”
Keesokan harinya, Tim MK 160 yang terdiri dari Imron dan Amrun, berkunjung ke salah satu desa dampingan Bunda TexTalk, yang terletak di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, untuk bertukar pengalaman bersama penggiat BTT di Desa Citali.