Bandung, 28 Agustus 2025 – Transisi energi dari fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT) bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga proses sosial, ekonomi, dan budaya yang kompleks. Untuk itu, Perkumpulan Inisiatif merilis hasil riset media terkini yang memotret pemberitaan dan persepsi publik tentang EBT di Jawa Barat. Riset ini menjadi dasar bagi penyusunan agenda dan strategi kampanye serta advokasi kebijakan yang lebih inklusif dan efektif.
Temuan Kunci: Media Online Dominan, Masyarakat Antusias tapi Butuh Informasi Praktis
Riset yang terdiri dari analisis kandungan 100 berita dan jajak pendapat terhadap 169 responden pada Juli-Agustus 2025 ini mengungkap sejumlah temuan penting:
- Media Online sebagai Saluran Utama: Masyarakat Jawa Barat paling banyak mengakses informasi melalui website, YouTube (92,9%), dan Instagram (84,6%). WhatsApp (99,4%) menjadi platform pesan singkat yang hampir digunakan semua responden. Sementara itu, iklan TV dan media cetak dinilai kurang efektif.
- Dukungan Publik yang Kuat: Mayoritas masyarakat sangat setuju bahwa:
- Masyarakat perlu memahami manfaat EBT (58%).
- Infrastruktur EBT harus terjangkau dan mudah diakses (55%).
- Informasi praktis penggunaan EBT di rumah sangat diperlukan (54,4%).
- Fraing Media yang Cenderung Netral dan Teknokratis: Analisis berita menunjukkan pemberitaan EBT masih didominasi oleh narasi teknokratis, dengan fokus pada pelaku penyedia, aspek teknologi & ekonomi, serta peran pemerintah. Sentimen pemberitaan netral, sementara suara masyarakat akar rumput masih terbatas.
Rekomendasi Kampanye: Fokus pada Digital dan Konten yang Mengena
Berdasarkan temuan tersebut, riset merekomendasikan strategi kampanye yang tepat sasaran:
- Produksi konten digital seperti video pendek, infografis, dan artikel SEO untuk YouTube dan website.
- Optimalkan WhatsApp dan Instagram untuk menyebarkan poster, video mini, dan konten interaktif seperti tantangan hemat energi.
- Manfaatkan podcast/talkshow untuk edukasi mendalam, dengan cuplikan yang di-share di media sosial.
- Kurangi ketergantungan pada iklan TV dan alihkan anggaran ke media digital.
Dari Riset ke Aksi: Workshop Penyusunan Agenda Advokasi
Sebagai tindak lanjut, Perkumpulan Inisiatif menyelenggarakan Workshop Pembangunan Agenda dan Strategi Kampanye pada 26-27 Agustus 2025 di Bandung. Workshop yang dihadiri oleh kader EBT dari berbagai kabupaten/kota dan elemen masyarakat sipil ini bertujuan untuk:
- Merumuskan poin-poin penting temuan riset.
- Menyusun desain advokasi kebijakan dan anggaran publik untuk sektor EBT.
- Menyusun strategi kampanye untuk empat segmen sasaran: kaum muda, kaum pekerja, dunia usaha, dan segmen advokasi khusus.
Agenda Advokasi: Insentif Fiskal untuk Dongkrak EBT Skala Kecil-Menengah
Salah satu agenda advokasi konkret yang diusung adalah mendorong kebijakan insentif dan disinsentif fiskal di tingkat daerah. Proposal kebijakan merekomendasikan:
- Mengalokasikan pendapatan dari energi fosil (seperti Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor/PBBKB dan Dana Bagi Hasil/DBH Energi) yang mencapai rata-rata Rp 1,3 triliun per tahun untuk mendanai pengembangan EBT skala kecil dan menengah.
- Pendanaan dapat dialokasikan untuk belanja pendidikan, perencanaan, monitoring, pembangunan infrastruktur, serta bantuan keuangan ke daerah dan desa yang memiliki potensi EBT tinggi.
- Mendukung pengembangan usaha KUKM yang menggunakan EBT melalui penyertaan modal dan hibah.
Tantangan ke Depan: Literasi Teknologi dan Persaingan Pasar
Kajian juga mengidentifikasi sejumlah tantangan di tingkat masyarakat, seperti pemahaman teknologi yang masih terbatas sehingga ketergantungan pada pihak luar tinggi, serta persaingan tidak seimbang dengan usaha energi besar.
Kesimpulan: Perkuat Wacana, Dorong Kebijakan Berkeadilan
Laporan ini menyimpulkan bahwa transisi energi yang adil memerlukan lebih dari sekadar data. Diperlukan strategi komunikasi yang inklusif yang menyuarakan harapan dan kebutuhan masyarakat, serta kebijakan fiskal yang berani yang mendorong insentif untuk EBT dan disinsentif untuk energi fosil.
Hasil riset dan rekomendasi ini diharapkan dapat menjadi masukan berharga bagi pemerintah, media, pelaku usaha, dan komunitas untuk bersama-sama mengakselerasi transisi energi berkeadilan di Jawa Barat.