Jakarta, 10 Juli 2025 – Tim enumerator SPRI yang tergabung dalam program pemetaan partisipatif untuk penyusunan Profil Ketahanan Sistem Sanitasi di Jakarta Barat melakukan pendataan awal pada Kamis, 10 Juli 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di Kelurahan Tomang RW 13 RT04 dan RT05 dengan melibatkan 5 enumerator Perempuan SPRI yang didampingi langsung oleh tim Perkumpulan Inisiatif. Hasil pendataan mengungkap sejumlah temuan menarik sekaligus memprihatinkan terkait kondisi sanitasi di wilayah tersebut.
Temuan Utama: Sanitasi yang Memprihatinkan
Dalam pendataan, tim menemukan bahwa masih banyak rumah tangga yang tidak memiliki septictank. Akibatnya, warga terpaksa membuang air besar (BAB) langsung ke kali. Selain itu, limbah kamar mandi juga dialirkan langsung ke saluran air got dan ke kali tanpa melalui proses pengolahan yang memadai. Kondisi ini tentu berdampak serius pada kualitas air dan lingkungan sekitar.
Yang lebih memprihatinkan, banyak warga yang mendirikan bangunan di atas kali, menjadi kamar mandi, menjadi dapur, tempat berdagang dan tempat bersantai. Praktik ini tidak hanya melanggar aturan tata ruang, tetapi juga meningkatkan risiko banjir dan pencemaran lingkungan. Ini sangat berbahaya, terutama saat musim hujan.
Dampak pada Kesehatan Masyarakat
Temuan ini menunjukkan betapa buruknya kondisi sanitasi di wilayah padat penduduk Jakarta Barat. Tanpa sistem pembuangan yang layak, warga rentan terhadap berbagai penyakit seperti diare, disentri, dan infeksi kulit. “Anak-anak sering bermain di sekitar kali yang tercemar. Kami khawatir ini akan berdampak pada kesehatan mereka,” tambah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Harapan ke Depan
Program pemetaan partisipatif ini diharapkan tidak hanya berhenti pada pengumpulan data, tetapi juga menjadi awal dari perubahan nyata. Dengan data yang akurat, diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan layak huni.
“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi warga hingga masalah ini teratasi. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kita semua,” pungkas Rubon, koordinator lapangan.
Bayangkan hidup di lingkungan di mana setiap hari Anda harus melihat kali yang penuh dengan limbah manusia. Bau tidak sedap menyergap, anak-anak bermain di air yang terkontaminasi, dan risiko penyakit mengintai setiap saat. Inilah kenyataan yang dihadapi warga Kelurahan Tomang RW 13. Namun, dengan program seperti ini, ada harapan untuk perubahan. Mari bersama-sama peduli terhadap sanitasi dan lingkungan, karena kesehatan kita dimulai dari tempat tinggal yang layak.