Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang jaraknya tidak terlalu jauh dari Desa Citali, tepatnya berbatasan dengannya. Kalau ditempuh memakai kendaraan roda empat berkisar 15 menit lamanya. Sepanjang jalan beraspalkan hotmiks yang diapit oleh perbukitan di satu sisi dan di sisi lainnya lembah yang terlihat hanyalah tanaman sayuran sehingga membuat perjalanan menjadi sangat indah. Hari itu adalah Rabu, 22 Februari 2017.
Perjalanan ini bukan sekedar kunjungan biasa ke Desa Sukawangi. Akan tetapi memenuhi undangan pertemuan dari Wajanatulaela, Bidan Desa Sukawangi untuk memaparkan kemanfaatan BTT (BundaTexTalk) yaitu pelayanan promosi kesehatan yang ditunjang oleh teknologi sms gateway.
Pertemuan sendiri dihadiri oleh 7 orang, yaitu Elis (Bidan Desa Citali), Laela (panggilan akrab Bidan Desa Sukawangi), Kades Sukawangi, Wahid (Bagian Keuangan Desa Sukawangi), Bagian Pertanian dari Kecamatan Pamulihan, Yoga (pendamping Komunitas BTT), serta Dani Nurjaman (Manajer DataCenter Perkumpulan Inisiatif).
Pada awal pertemuan, Yoga mengenalkan manfaat program BTT melalui media video. Kemudian Dani Nurjaman menceritakan tahun 2015 Perkumpulan Inisiatif menginisiasi program BTT yang dilakukan di 3 desa untuk proyek percontohan, yaitu Desa Citali – Kabupaten Sumedang, Desa Bagendit – Kabupaten Garut dan Desa Jatisura – Kabupaten Majalengka. Proyek ini berakhir tahun 2016. Tetapi Perkumpulan Inisiatif berkomitmen untuk meneruskan program BTT ini dikarenakan manfaatnya untuk mempromosikan kesehatan ibu hamil.
Lebih lanjut, Dani menjelaskan sistem aplikasi BTT ini dirancang berbasis web, sehingga aplikasi ini dapat diakses melalui laptop, komputer, tablet dan android melalui browser. Praktiknya berupa pengiriman sms ke ibu hamil dan pendampingnya dengan jadwal sudah disepakati.
Tahun pertama dalam mengawali program BTT memang membutuhkan banyak anggaran dibandingkan tahun berikutnya, karena untuk membiayai pembelian unit komputer, modem internet, pelatihan pengelola dan sosialisasi ke warga beserta pembuatan content. Anggaran program BTT pasti menurun karena anggaran yang diperlukan hanya pengeluaran pulsa dan honor pengelola saja. Demikian ungkap Yoga.
Pihak desa dan kecamatan menanyakan apakah sistem BTT ini dapat digunakan dalam segmen yang lain, misal tentang pertanian. “Karena di desa kami ini mata pencarian warga mayoritas di bidang pertanian”, kata orang kecamatan. “Bisa,” tegas Dani. “Contoh jika kita membuat grup yang terdiri dari petani, maka sistem nantinya bisa mengirimkan informasi tentang pertanian berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan. Informasinya bisa berupa peringatan seperti “hati-hati tanaman terkena hama”.
Di akhir pertemuan, Wahid, Wajanatunlaela dan Yoga menyepakati berkomunikasi lagi untuk menyusun anggaran lebih detil. Bidan Sukawangi paling antusias pada pertemuan ini. Ia membeberkan data angka kematian ibu dan anak tahun 2016 di desa tersebut terbilang tinggi yaitu sebanyak 2 kematian ibu dan di tahun 2017 sebanyak 2 kematian bayi. Ia menyebutkan hal ini dikarenakan ibu tersebut terlalu banyak aktivitas dan keterlambatan dalam pemeriksaan. Kebanyakan ibu hamil di Desa Sukawangi ikut bekerja di kebun untuk mencari nafkah.