INILAH, Bandung – Pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung cukup tinggi. Hal itu terbukti ketika krisis global melanda, masyarakat Kota Bandung sanggup bertahan.
Sayangnya, di balik tingginya pertumbuhan ekonomi itu, ternyata kemiskinan pun terus meningkat.
Hal itu terungkap dari hasil survei penilaian kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Ridwan Kamil – Oded M Danial. Survei tersebut digagas Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran Kota Bandung bekerja sama dengan Lingkar Studi Informasi dan Demokrasi (eLSID).
“Sangat timpang, 20 persen total income di Bandung dikuasai oleh 300 keluarga. Sementara 13 ribu Kepala Keluarga termiskin, hanya mendapatkan enam persen pendapatan,” kata peneliti CEDS Unpad, Arief Anshory Yusuf dalam pemaparan hasil survei di Hotel Amaroossa Jalan Aceh Kota Bandung Rabu (27/5/2015).
Selain Arief, hadir peneliti Dedi Barnadi (eLSID), Dr Muradi dari PSPK Unpad, dan Mokhamad Ikhsan dari perkumpulan Inisiatif.
Mengatasi kondisi tersebut, pihaknya memberikan beberapa opsi. Pertama, Pemkot harus membentuk sarana monitoring indikator kesejahteraan. Kedua, untuk mengatasi ketimpangan, dia meminta APBD Kota bandung harus bisa disebar merata.
“Terakhir, masyarakat harus mau memberikan kritik dan koreksi kepada pemerintahan,” tandas dia.
Sementara itu, Dedi Barnadi menjelaskan, survei kepuasan itu digelar sebagai sarana pengawasan publik terhadap kinerja pemerintah. Hal ini sesuai Permen PAN-RB No 16 tahun 2014 mengenai pedoman survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik.
Namun pihaknya sangat menyayangkan, selama kepemimpinan Ridwan Kamil dan Oded, Permen tersebut tidak dilaksanakan. Padahal, menurutnya penilaian kepuasan masyarakat menjadi indikator penting dalam pembangunan suatu wilayah.
“Penyelenggaraan pelayanan publik wajib dilakukan survei kepuasan masyarakat secara berkala, minimal satu kali setahun. Karena pembangunan juga harus dilandasi pembangunan demokrasi, sehingga agenda pembangunan bukan milik pemerintah semata, melainkan milik bersama,” kata dia.
Sementara Dr Muradi mencoba mengemukakan hasil pengamatannya dalam kepemimpinan Ridwan Kamil dan Oded M Danial. Dia mengatakan, warga Kota Bandung hanya diberikan mimpi-mimpi indah tanpa adanya realisasi dari sang pemimpin.
“Hanya diberi mimpi, seharusnya jangan (hanya) ngurus taman. Tetapi prioritaskan kesejahteraan sosial masyarakatnya seperti pendidikan dan kesehatan,” kata Muradi seusai kegiatan. [hus]
Sumber : http://m.inilah.com/news/detail/2208482/pertumbuhan-ekonomi-di-kota-bandung-timpang (akses 5/28/2015 10:31:09 AM)