CIHIDEUNG – Saat ini, diketahui masih banyak warga Kota Tasikmalaya yang kesulitan mengakses air bersih terutama saat memasuki musim kemarau. Untuk itu, Pemerintah Kota Tasikmalaya sedang mendorong Pemerintah Pusat membangun bendungan.
“Kita sudah mengusulkan bantuan anggaran bagi pembangunan bendungan Ciwulan dan Citanduy, untuk memenuhi kebutuhan air bersih,” ujar Wali Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman kepada Radar, beberapa waktu lalu.
Sebab, kata dia, pelayanan air bersih di Kota Tasikmalaya belum seluruhnya tercover. Sumber air Cipondoh yang dimaksimalkan PDAM Sukapura pun nampaknya sudah kesulitan disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan. “Maka solusinya perlu dibangun bendungan, apalagi saat ini sekitar 27 persen warga menggunakan layanan pipanisasi PDAM Sukapura Kabupaten Tasikmalaya,” ungkapnya.
Mengenai pengelolaan sumber air bersih tersebut, pihaknya berencana membentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pengelolaan air bersih yang berfungsi mengelola distribusi air menggunakan jalur pipanisasi. Menurutnya, pembentukan UPTD sudah masuk dalam draf Peraturan Daerah tentang Struktur Organisasi Tata Kerja yang mulai berlaku pada 2017 mendatang. “Rencananya UPTD ini berada di bawah Dinas Cipta Karya. Kita akan buat jalur pipanisasi baru yang dikelola oleh UPTD pengelolaan air bersih. Semoga segera terealisasi,” terangnya.
Terpisah, Pemerhati dari Perkumpulan Inisiatif Nandang Suherman menjelaskan apabila pemkot berencana membentuk UPTD pengelolaan air bersih, harus dibarengi dengan adanya ketersediaan air di Kota Tasikmalaya. “Ada tidak data ketersediaan airnya, dan berapa saat ini. Karena secara kasat mata setiap kemarau datang bisa dilihat beberapa wilayah kesulitan air seperti Tamansari dan Bungursari,” tuturnya.
Nandang menceritakan di tahun 2013 dan 2014 pihaknya pernah mengkaji tentang kondisi air bersih di wilayah Tasikmalaya. Ternyata, pengguna PDAM milik kabupaten itu didominasi warga kota dibandingkan warga kabupaten. “Cakupan PDAM-nya pun masih jauh dari kebutuhan, untuk itu perlu kebijakan yang serius dari pemkot,” paparnya.
Apalagi, kata dia, di tahun-tahun berikutnya upaya pengamanan gunung penampung air tidak dilakukan. Melihat dari APBD Pemkot yang tidak menganggarkan untuk kebutuhan tersebut. “Padahal itu cadangan air. Sepertinya kebijakan tersebut sudah diabaikan,” terangnya.
Bahkan, kata dia, secara masif gunung yang menjadi penampungan air beralih menjadi pemukiman. Sehingga tidak ada penampungan saat musim hujan dan berpotensi penyebab banjir. “Karena air itu prinsipnya dari dulu sampai sekarang tetap ada, hanya manajemen pengelolaannya yang perlu diperhatikan. Kalau sumber penampungan airnya hilang, terjadilah banjir. Dan itu tidak mesti di Tasik bisa saja di daerah yang lebih hilir,” tandasnya. (mg14)
Sumber : https://www.radartasikmalaya.com/berita/baca/11772/air-bersih-masih-sulit-dicari-warga-kota-tasik.html (akses 10/5/2016 12:44:57 PM)