On the launch of innovative model of information and communication technology (ICTs) based mobile phone, or known as SMS gateway to overcome barriers in reducing maternal mortality, infant and child health in Sumedang district on Thursday, 28-2015, hosted by Perkumpulan Inisiatif Bandung. One of health sector authorities ask the question” What distinguishes the sms gateway technology on Bunda TexTalk with the similiar technology on health sector that have been developed in several region in Indonesia? and how far that technology were effective to reduce maternal and infant mortality?
The question was important and make sense. As most of the government or non-gorvernment organization who working in the information and communication technology has many conceived and developed, but another question are how effective that technology to provide benefit to the target group (especially pregnant women or a mother). So, what makes the Bunda TexTalk technology differs from other mobile phone technology?
Budi Supriatna dan Dani Nurjaman from Perkumpulan Inisiatif was confirmed “The SMS gateway technology is relatively similiar with another ICTs model based mobile phone, but should be underlined that the SMS gateway technology is not the only indicator to reduce maternal and infant mortality. But we can assure that the existences of Bunda Textalk is the effective way as a communication channels to increase the knowledge of pregnant women and family members within”.
Why Bunda TexTalk can be effective? its because Bunda Textalk adapting capital and social relation that already applied among the villages-community, its means mobilize the existing resources such as voluntasy health workers (VHWs), and other local stakeholder at village level, including the family members of the pregnant women. In short, the technology of SMS gateway was managed independently by represented of community members such as VHWs and village midwife who more known about their neighborhood, expecially know about each women who get pregnant with their family members, that the reason why Bunda TexTalk convinced to become an effective communication channels.
Elis Lala Karmila as a midwife in Citali villages, Pamulihan sub-district as a pilot project of Bunda Textalk said that “ the technology is very helpful, she reported that during less than a month after the technology is running, a number of pregnant women were increasing significantly, while this system also make easier to monitor the pregnant women condition, which mean the system can help midwife task to detected the risk more early about the pregnant women condition. And more, this system also can help midwife in taking action or decision to give refferals if something happen for mother who will getting birth”.
Based on the explanation and testimony above, a greater appreciation also delivered by Agnia.RS and Emay.K, as the Head of MNHC division and Health Promotion of Health Departement at Sumedang district. They hopes the model of Bunda TexTalk technology can be integrated with the plan of health data and information system that being drafted by Health Departement as part of Roadmap of Bureacratic Reform agenda on the health sector in Sumedang. Not only that, Dida Jubaedah as represent of Communication and Telecomunication Agency in Sumedang District, its also deliver a great appreciation, and will support the programs in health sector broadly, especially on maternal and child issues.
Means that the probability of model transition of Bunda TexTAlk to be transfered to the health authorities or accross authorities in Sumedang, given a large chance to improve the quality of health service and to inspiring others villages to applied the technology around the Sumedang area.
One from three main feature of Bunda TexTalk is strengthening community and resource mobilization as the key element on how the system can run properly in village level. The system management rely on social capital and relation among people who live in village level. Through intervention and approach that shown by Bunda TexTAlk, hopely can able to answer the barrier of SMS gateway management that mostly faced by the government in health sector.
As the proverb “ A new power source is not money in the grip of some people, but the information and knowledge in the hands of many people”. The Bunda TexTalk which initiated by Perkumpulan Inisiatif and HIVOS under the network of South East Technology and Tranparentcy Initiative (SEATTI) hope can encourage a new inspiration for other regions
Pada hari Kamis, 28 Mei 2015, Perkumpulan INISIATIF mengadakan pertemuan dalam rangka peluncuran model inovasi teknologi informasi dan komunikasi berbasis telepon seluler, atau lebih dikenal dengan SMS gateway. Inovasi ini bertujuan untuk mengatasi hambatan kemajuan dalam mengurangi angka kematian ibu, bayi dan kesehatan anak di Kabupaten Sumedang.
Salah seorang dari otoritas sektor kesehatan mengajukan pertanyaan “Apa yang membedakan teknologi sms gateway dalam Bunda TexTalk dengan teknologi komunikasi sms lain yang telah dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia, dan seberapa efektif teknologi ini mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi?”
Pertanyaan tersebut sangat penting dan nyata. Karena kebanyakan dari program-program pemerintah maupun non-pemerintah dalam pembangunan teknologi informasi dan komunikasi telah banyak digagas dan dibangun, akan tetapi seberapa efektif teknologi tersebut memberikan manfaat bagi kelompok sasaran (khususnya di sektor kesehatan Ibu dan Anak). Jadi apa yang membuat teknologi Bunda TexTalk berbeda dengan teknologi telepon seluler lainnya?
Budi Supriatna, staf Capacity & Community Empowering dan Dani Nurjaman Staf ICT Bunda TexTalk, menegaskan “bahwa secara teknologi yang digunakan, SMS gateway relatif sama dengan model pendekatan TIK pada model-model lainnya, dan teknologi ini bukan satu-satunya indikator dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi. Tetapi yang kami dapat yakinkan bahwa keberadaan Bunda TexTalk sangat efektif sebagai saluran komunikasi langsung untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil beserta anggota keluarganya.
Mengapa bisa efektif seperti itu ? Karena Bunda TexTalk mengadaptasi modal dan relasi sosial yang telah terbangun di tingkat masyarakat desa dalam pendekatannya. Artinya Bunda TexTalk turut mobilisasi sumberdaya yang ada dengan cara melibatkan dan menjangkau berbagai kalangan, seperti kader kesehatan sukarela, kaum muda, aparatur pemerintahan desa sampai pada keluarga ibu hamil itu sendiri. Singkatnya, pengelolaan sistem dikelola secara mandiri oleh komunitas masyarakat desa yang senyatanya lebih mengetahui kondisi kesehatan sampai kondisi ekonomi yang dialami oleh keluarga-keluarga ibu hamil. Itulah yang membuat Bunda TexTalk diyakini sebagai saluran komunikasi yang sangat efektif”.
Demikian pula yang diungkap oleh Elis Lala Karmila, Am.Keb selaku bidan di desa Citali, Kecamatan Pamulihan sebagai desa percontohan Bunda TexTalk yang memandang program ini sangat membantu. Ia menyampaikan terdapat peningkatan jumlah kunjungan ibu hamil yang signifikan semenjak satu bulan sistem ini berjalan. “Bagi ibu hamil yang akan bersalin secara langsung mampu terdeteksi kondisi kesehatannya, sehingga memudahkan saya dalam pengambilan tindakan maupun keputusan untuk rujuk,” ungkapnya lebih jauh.
Dari beberapa penjelasan dan pernyataan, apresiasi yang tinggi juga disampaikan oleh Agnia RS dan Emay K. dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. Mereka berharap bahwa model teknologi Bunda TexTalk dapat terintegrasi dengan rencana pengembangan sistem informasi yang tengah dirancang oleh Dinas Kesehatan, yang juga telah tertuang dalam peta jalan (roadmap) reformasi birokrasi di sektor kesehatan. Bukan hanya itu, Dida Juabaedah dari Dinas Komunikasi dan Telekomunikasi (Diskominfo) pun akan berupaya untuk mendukung dari aspek program dan kegiatan di sektor kesehatan secara luas maupun secara khusus pada kesehatan ibu dan anak (KIA).
Artinya, peluang transisi model Bunda Textalk untuk dapat ditransfer ke otoritas kesehatan maupun lintas otoritas di Kabupaten Sumedang sangat berpeluang besar dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan serta untuk menginspirasi desa-desa lain di Sumedang.
Satu dari tiga fitur utama sistem ini yaitu penguatan komunitas dan mobilisasi sumberdaya merupakan kunci utama dalam penerapan sistem ini. Pengelolaan sistem yang bersandar pada modal sosial dan relasi sosial masyarakat di tingkat desa, diharapkan mampu menjawab hambatan manajemen teknologi SMS gateway atau inovasi teknologi lainnya seperti kapasitas pegawai, kebijakan internal rotasi atau pergantian tenaga kesehatan sampai beban pembiayaan di sektor kesehatan.
Seperti kata pepatah “sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada dalam genggaman tangan beberapa orang, melainkan informasi dan pengetahuan di tangan banyak orang”. Program Bunda TexTalk yang diinisiasi oleh Perkumpulan INISIATIF dan Hivos di bawah koordinasi jaringan SEATTI, seyogyanya mampu mendorong dan memberikan inspirasi baru bagi daerah-daerah lainnya.