“Ibu-ibu, pada saat mendaftarkan nomor ponsel ke layanan Bunda TexTalk, pastikan nomor yang ditulis adalah nomor suami ibu, jangan nomor suami orang lain ya….,” tukas Riri.
Canda dan senyum simpul dari para ibu hamil beserta kader-kader kesehatan mencairkan suasana dalam sosialisasi tentang layanan Bunda TexTalk di Desa Bageundit, Kabupaten Garut (Jumat, 5 juni 2015)
Andriani atau yang akrab dipanggil Riri, serta rekannya Lizka Fauziah merupakan lulusan Politeknik kebidanan di Bandung. Mereka berdua berkesempatan memandu dan memberikan penjelasan mengenai layanan informasi dan edukasi tentang kesehatan ibu dan anak dengan teknologi sms gateway berbasis telepon seluler kepada para ibu hamil dan kader-kader kesehatan.
Di samping memberikan gambaran mengenai manfaat yang diperoleh dari layanan pesan singkat bagi ibu hamil, mereka pun memandu secara teknis langkah demi langkah untuk mendapatkan layanan pesan informasi dari Bunda TexTalk. Para ibu pun mulai menggunakan ponsel mereka untuk berpraktik dan mencoba bagaimana cara mendaftarkan diri berikut suaminya ke dalam layanan Bunda TexTalk, dan memastikan bahwa apa yang mereka kirimkan, benar-benar dibalas oleh layanan Bunda TexTalk pada ponsel yang mereka pegang.
Tidak hanya itu, Riri dan Lizka pun turut memberikan panduan praktis, yang berisi tentang langkah-langkah praktis untuk mendapatkan layanan Bunda TexTalk melalui ponsel, khususnya bagi para ibu yang tidak membawa ponsel pada pertemuan tersebut, sehingga para ibu dapat mempraktikannya di rumah.
Bunda TexTalk merupakan model percontohan aplikasi perangkat lunak berbasis teknologi sms gateway dan website, yang digagas oleh Perkumpulan INISIATIF sebagai inisiatior sekaligus pelaksana dalam penerapan model tersebut, yang bekerjasama dengan jaringan mitra organisasi masyarakat sipil di Asia Tenggara ( HIVOS-SEA dan SEATTI). Model percontohan pertama telah berjalan dengan baik di salah satu desa di Kabupaten Sumedang, dan kini model percontohan tersebut mulai dikembangkan kembali di salah satu desa di Kabupaten Garut.
Tiga komponen utama dari model percontohan Bunda TexTalk, yaitu (1) Layanan Bebas Pulsa, yang dikirim dan diterima bagi para ibu hamil dan suaminya sebanyak 3 kali dalam seminggu, yang berisi kiat kesehatan, anjuran dan pemberitahuan. (2) Kiat Otomatisasi Personal, yakni para ibu hamil akan mendapatkan informasi terbaru tentang usia kehamilannya secara otomatis yang akan diterima melalui ponsel mereka, dan tentunya bagi suaminya. Serta kiat-kiat kesehatan sesuai usia kehamilan yang dialami para ibu hamil, serta kiat bagi para suaminya setelah mengetahui usia kehamilan istrinya. Di samping itu, setiap pesan informasi yang dikirimkan sesuai dengan nama/identitas para ibu hamil sesuai dengan usia kehamilan mereka; (3) dari dua komponen di atas, keberadaan kader-kader kesehatan, pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki dalam menangani para ibu hamil, serta teladan dari tenaga kesehatan dalam memberikan layanan medis, merupakan komponen terakhir dari Bunda TexTalk ini, yaitu Kepemimpinan Komunitas dan Mobilisasi Sumberdaya.
Dalam penerapan model percontohan di Kabupaten Garut ini, diharapkan dapat berjalan secara optimal dalam memberikan manfaat bagi pengetahuan para ibu hamil dan suaminya, serta pengalaman baru bagi kader-kader kesehatan maupun tenaga kesehatan (bidan desa) dalam menguatkan relasi sosial yang telah ada sebelumnya.