TARKID – Di Indonesia angka kematian ibu dan anak masih terbilang tinggi, hal tersebut diakibatkan beberapa hal, seperti diakibatkan pendarahan, hipertensi, infeksi, ataupun peran keluarga dan lingkungan social yang minim.
Dengan tingginya angka kematian ibu dan anak, tentu akan berdampak negatif pada kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga maupun masyarakat. Selain itu memiliki implikasi sosial yang bermakna terhadap kesehatan keluarga secara psikologis di kemudian hari.
Untuk mulai menanggulangi masalah tersebut, Perkumpulan Inisiatif Bandung, menerapkan program Bunda TexTalk sebagai inovasi dan juga promosi kesehatan ibu dan anak berbasis teknologi komunikasi dengan menggunakan sms gateway di tiap desa.
“Ini program inisiasi dari Perkumpulan Inisiatif dalam pemberdayaan masyarakat, khusus untuk ibu dan anak dan program ini pun sebagai peningkatan ilmu pengetahuan bagi ibu hamil dan bapaknya,” jelas Rizki Estrada, Program Officer Bunda TexTalk yang diikuti bidan, kader dan Dinas terkait di Gedung Sasakadana, Jl. Patriot, Rabu (19/8).
Sasaran program ini kata Rizki, adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang bagaimana proses persalinan yang baik juga kehamilan yang baik, karena dengan kehamilan yang baik tentu bisa melahirkan bayi yang sehat dan tumbuh dengan baik pula.
“Secara fungsi system kerjanya sendiri nantinya diberikan layanan bebas pulsa, layanan kiat-kiat kesehatan selama kehamilan, pola hidup sehat selama hamil, persalinan dan lainnya. Para ibu juga bisa secara langsung memberikan perkembangan kehamilannya kepada bidan. Juga disediakan website sebagai ruang belajar para kader dengan kader sekaligus bidan dengan kota lain,” katanya.
Dengan adanya pola kerjasama berbasis teknologi yang memanfaatkan telepon seluler atau lebih dikenal dengan sms gateway, kata Rizki, tentu akan membantu kinerja para bidan dan kader lebih praktis dalam mendeteksi kehamilan dan lebih mendekatkan sisi emosional.
“Untuk di Garut sendiri baru satu desa yang menjadi percontohan yang ada di Kecamatan Banyuresmi. Dan tujuan intinya adalah kami ingin meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan, peningkatan keilmuan seorang ibu dan juga suaminya sehingga angka kematian bayi bisa menurun,” jelasnya. (her)
Sumber : Harian Radar Garut cetak, 20 Agustus 2015