Bandung – Sedikitnya 30 aktivis tergabung Jaringan Antikorupsi Bandung Raya menggelar aksi damai saat masa tenang di Taman Cikapayang, Jalan Djuanda (Dago), Kota Bandung, Kamis (21/2/2013). Mereka menyerukan tolak politik uang jelang masa pencoblosan pada Minggu 24 Februari nanti.
“Kami menolak praktik politik uang. Masyarakat jangan memilih calon yang menyogok uang dan sembako. Kalau ada pasangan calon, dan tim sukses membagikan amplop politik uang, tempeleng saja,” tegas Koordinator Jaringan Antikorupsi Bandung Raya Yuri Setiasi saat ditemui di lokasi aksi.
Jelang masa pencoblosan Pilgub Jabar, lanjut Yuri, rentan terjadi praktik jual beli suara. Masyarakat mengenalnya dengan istilah ‘serangan fajar’. Modusnya beragam. “Ada pihak menyebarkan uang, dan barang kebutuhan pokok atau sembako. Praktik tersebut harus diwaspadai. Jangan terjebak,” tegas Yuri.
Ia menilai politik uang sebagai awal terjadinya tindakan korupsi, dan menyengsarakan masyarakat. Maka itu, sambung Yuri, masyarakat Jabar perlu menangkis praktik tidak mendidik tersebut. “Jangan terjebak, dan terhasut,” seru Yuri.
Kawasan Dago menjadi pilihan pegiat antikorupsi lantaran sebagai salah satu ikon Kota Bandung. Aksi mereka menyita perhatian pengendara dan warga sekitar. Aktivis membagikan satu rim kertas, dan stiker berisi tolak politik uang pada Pilgub Jabar 2013. Sejumlah polisi memantau kegiatan tersebut. Situasi arus lalu lintas berlangsung normal.
Sejumlah poster diusung kalangan muda ini berisi tulisan berbahasa Sunda, ‘NU NYOGOK TONG DICOLOK, TAPI KUDU DICABOK!’. Diartikan bahasa Indonesia yakni ‘Yang Menyogok Jangan Dicolok, Tapi Harus Ditempeleng’.
Sumber : http://news.detik.com/bandung/read/2013/02/21/120901/2175891/486/masa-tenang-aktivis-antikorupsi-serukan-tolak-politik-uang?n991102605 (akses 11/17/2014 11:48:07 AM)